buku nikmatnya qiyamul lailJudul: Nikmatnya Qiyamul Lail
Penulis: Bassam Athiyah, MA
Judul Asli: ‘Alaikum Biqiyaamil Laili Fainnahu min Da’bish Shaalihiina Qablakum
Penerjemah: Fadhli Bahri, Lc
Penerbit: An-Nadwah, Jakarta Timur, 2002
ISBN : 979-3180-00-5
Tebal: 100 hlm
Dimensi: 11,5 x 17,5 cm
Tahun terbit: Januari 2002
Cetakan: keempat, Oktober 2002
Genre: Agama Islam – Ibadah
DDC: 2X4.1
Rating: 4/5

Para generasi awal keislaman, yang hidup jauh sebelum masa kita, memiliki kepribadian yang sungguh luar biasa. Mereka begitu taat beribadah kepada Allah ta’ala dan mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lebih dari diri mereka sendiri. Mereka tidak takut apapun ketika berperang, selalu berderma dan membantu orang-orang yang kesulitan di sekitarnya tanpa pamrih, dan di saat masa-masa sulit, mereka juga sabar dan ikhlas. Kedalaman ilmu pun tidak membuat mereka sombong, justru semakin tunduk. Apa sebenarnya yang membuat keimanan mereka menjadi begitu hebat?

Selain pembinaan yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, ternyata orang-orang hebat ini juga membina diri mereka di sekolah malam, yaitu Qiyamul Lail. Bassam Athiyah memaparkan tentang Qiyamul Lail secara detil di dalam buku ini, mulai dari keutamaan, teori hingga praktik. Buku ini lahir karena keprihatinan penulis pada ketidakpedulian banyak orang, terlebih kalangan terpelajar, terhadap sunnah besar Qiyamul Lail yang sudah banyak ditinggalkan. Lewat buku ini, pembaca dapat merasakan keindahan malam yang dihidupkan oleh orang-orang shalih.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam seperti diriwayatkan Abu Umamah Radhiyallahu Anhu bahwa beliau bersabdar, “Hendaklah kalian mengerjakan Qiyamul Lail, karena Qiyamul Lail adalah kebiasaan orang-orang shalih sebelum kalian, sebab Qiyamul Lail mendekatkan diri kepada Allah, mencegah dari dosa, menghapus kesalahan-kesalahan, dan mengusir penyakit dari tubuh.” (Diriwayatkan At-Tarmidzi dan Al-Hakim) – Halaman 18

Bassam Athiyah juga menjelaskan bagaimana seharusnya seorang muslim mengawali Qiyamul Lail, seperti misalnya berdoa dan bersiwak terlebih dahulu. Jika banyak orang bertanya-tanya berapa jumlah rakaat dan kapan waktu yang tepat untuk mendirikan salat Qiyamul Lail, apakah sebelum atau sesudah tidur, maka buku ini menjawabnya secara tuntas, dilengkapi dengan dalil pendukung dan contoh-contoh yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Anjuran Qiyamul Lail sejatinya tidak hanya untuk diri seseorang pribadi, tetapi juga untuk keluarganya seperti istri dan kerabat. Bassam Athiyah juga memberikan panduan bagaimana seharusnya kerjasama antar suami-istri dan sanak kerabat dalam menghidupkan malam dengan Qiyamul Lail. Selain itu, buku ini juga membahas panduan Qiyamul Lail bagi orang sakit dan lansia, Qiyamul Lail ditinjau dari aspek kesehatan, manfaatnya serta hal-hal seputar salat malam.

Kelebihan buku ini ada pada cara penulis memaparkan penjelasan seputar Qiyamul Lail dari A sampai Z dengan bahasa yang lugas, sederhana, singkat dan efektif sejak lembaran pertama hingga akhir. Tidak bertele-tele, tetapi juga tidak menghilangkan keindahan bahasa tulisan. Hadits-hadits yang dinukil juga adalah hadits shahih, sehingga pembaca tidak perlu khawatir dengan kevalidannya. Uniknya lagi, penulis bertutur seperti layaknya bertatap muka dengan pembaca, yang mengajak pembaca merasakan keindahan tutur dan kisah seputar Qiyamul Lail, sehingga membuat ilmu bertambah dan melekat lebih lama.

Ukurannya yang sedang dan tipis sangat cocok dijadikan sebagai buku saku panduan Qiyamul Lail yang bisa dibawa ke mana saja. Saya hampir tidak menemukan kekurangan yang berarti dalam buku ini. Buku ini mempesona dan menggugah untuk bergerak.

“Qiyamul Lail itu nikmat, indah, pengalaman ruhiyah (spiritual) tak terlupakan, dan bukti kejujuran cinta seorang hamba kepada Rabbnya.” – halaman 5