The Suitcase KidJudul: Anak Tanpa Rumah
Judul Asli: The Suitcase Kid
Penulis: Jacqueline Wilson
Alih Bahasa: Novia Stephani
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
ISBN: 979-22-0365-6
Tebal: 176 hlm
Tahun terbit: Juni 2003
Cetakan: Pertama
Genre: Fiksi Anak
Rating: 4/5

Perpisahan orangtua kerap menimbulkan dampak bagi anak-anak. Entah itu perubahan secara psikis, kebiasaan rutin, atau bahkan impian yang selama ini melekat di benak anak. Anak-anak umumnya hanya ingin menjalani hari-hari seperti biasanya; teratur, menjalani masa-masa bahagia, ditemani kedua orangtua yang lengkap, saling menyayangi dan mengasihi, serta tinggal di rumahnya sendiri. Sayangnya, hal indah itu tidak terjadi pada diri Andy.

Andrea West, nama lengkapnya, adalah seorang anak perempuan berusia 10 tahun yang memiliki rambut berwarna coklat seperti lumpur. Karena perceraian orangtuanya, Andy mau tak mau harus rela meninggalkan rumah lamanya di Mulberry Cottage yang indah penuh kenangan dan menjalani hidup di dua rumah yang berbeda. Seminggu di rumah Mum, seminggu di rumah Dad. Mum dan Dad masing-masing sudah memiliki keluarga baru. Andy pun harus rela menerima saudara tiri barunya yang berjumlah 5 orang (6 orang, bila nantinya Carrie, istri Dad yang baru, sudah melahirkan adik kecilnya).

Menjalani hari-hari baru secara berpindah-pindah dan menghadapi dua keluarga baru bukanlah sesuatu yang mudah bagi Andy. Ia sering ketinggalan buku PR-nya atau kehilangan peralatan sekolahnya. Belum lagi seragam sekolahnya sering tidak disetrika Carrie jika sedang menginap di rumah Dad. Ditambah lagi dengan keisengan saudara tirinya Katie yang sangat menyebalkan. Uh! Semua ini membuat Andy merasa tertekan dan sedih. Andy merasa dirinya tidak punya rumah. Ia tidak punya kamar sendiri. Sekarang semua hal harus berbagi dengan saudara tirinya. Ia rindu dengan pohon murbei di rumah lamanya. Ia rindu dengan kamarnya yang seratus persen miliknya sendiri. Ia rindu dengan Mum dan Dad yang selalu bersama dan tertawa bahagia dengannya. Andai keluarganya tidak harus hidup terpisah ….

Di antara semua hal buruk yang menimpanya, Andy memiliki sahabat karib. Namanya Radish. Ia adalah sebuah maskot kelinci mungil hadiah dari Dad yang selalu disimpan Andy di saku bajunya. Setiap kali Andy merasa frustasi atau bersedih, ia selalu menggenggam Radish. Radish selalu menjadi pelariannya ketika ada masalah. Suatu ketika, Radish hilang, jatuh ke dalam lubang. Andy sangat bersedih dan ingin sekali menemukan Radish kembali. Demi menemukan Radish, Andy kemudian mengalami pengalaman yang tak pernah ia duga sebelumnya. Tersesat di tengah malam buta, dianggap gelandangan, dan …. Ah, ikuti saja kisah Andy lewat novel Anak Tanpa Rumah ini. Ceritanya bagussss sekali.

Saat orangtuaku berpisah, mereka tidak tahu apa yang harus mereka lakukan denganku. (halaman 7)

Seperti biasa, JW mengangkat tema keluarga dan problematika anak-orangtua lewat novelnya ini. Para orangtua kebanyakan cenderung tidak mempertimbangkan bagaimana perasaan si anak ketika mereka bercerai, seperti yang terjadi pada Andy di novel ini. Kenyataan bagi Andy tidaklah seindah harapannya. The Suitcase Kid memberikan kisah yang kaya rasa. Bukan hanya kisah pergulatan hidup Andy dalam membuat hidupnya seimbang kembali, melainkan juga problematika-problematika kompleks dalam keluarga yang biasanya terjadi pasca perceraian.

Novel ini tak hanya membuat saya simpati pada sosok Andy, tapi juga berhasil membuat saya menangis dan tertawa. Bahwa anak-anak akan selalu memiliki perasaan yang murni dan apa adanya. Bahwa seorang anak kecil memiliki hak untuk didengarkan harapan-harapannya.

Menurut saya, novel ini cukup penting dan bagus dibaca tidak hanya oleh anak-anak, namun juga oleh para orangtua untuk lebih memahami apa sebenarnya keinginan sang anak serta gejolak jiwa yang mereka alami. Novel ini akan membantu para orangtua untuk lebih mengerti anak-anak.

Gampang kok, semudah A B C. Semua orang bilang begitu. Tapi yang paling aku inginkan hanya pulang — kembali ke Mulberry Cottage …