mr justice rafflesJudul: Mr. Justice Raffles – Pencuri Legendaris dari Inggris
Penulis: E.W. Hornung
Alih Bahasa: Melody Violine
Penerbit: Visimedia
ISBN: 979-065-173-2
Tebal: 422 hlm
Tahun terbit: Maret 2013
Cetakan: pertama
Genre: Thriller
Rating: 3/5

Jika Perancis memiliki Arsene Lupin ciptaan Maurice Leblanc sebagai karakter pencuri legendarisnya, maka Inggris juga memiliki karakter A.J Raffles yang diciptakan oleh E.W. Hornung dan memiliki ciri khasnya tersendiri. Raffles dikenal sebagai seorang pemuda tampan penuh pesona dan luas pergaulannya. Ia mengenal banyak sekali kalangan atas, namun tak menyukai kesombongan dan keserakahan. Di siang hari, Raffles adalah pemain kriket Inggris. Sedangkan di malam hari, ia adalah pencuri ulung yang sangat lihai mengambil harta benda orang-orang kaya yang culas, kejam dan sombong. Bersama teman dekatnya Bunny Manders, Raffles kerap berkelana dan berpetualang melakukan profesinya itu, salah satunya seperti yang diceritakan di novel ini.

Novel Mr. Justice Raffles adalah satu-satunya novel tentang Raffles yang ditulis E.W. Hornung. Kisah-kisah Raffles sebelum ini hanya diterbitkan dalam bentuk kumpulan cerita pendek berjudul The Amateur Cracksman (1899) dilanjutkan dengan The Black Mask atau di Indonesia dikenal dengan judul Raffles: The Further Adventure of The Amateur Cracksman (1901) dan buku ketiganya A Thief in the Night (1905).

Mr. Justice Raffles sendiri memiliki setting waktu sebelum keberangkatan Raffles ke perang Boer Kedua di Afrika Selatan yang pernah diceritakan di buku A Thief in the Night. Novel yang dipaparkan menggunakan sudut pandang Bunny sebagai narator ini mengisahkan tentang Raffles yang tengah menghadapi Dan Levy, seorang lintah darat kelas kakap yang tamak dan culas, masih bersama sahabatnya Bunny. Dan Levy suka sekali memeras klien atau para peminjamnya sampai habis-habisan. Kebetulan, salah satu klien yang bermasalah dengannya adalah ayah-anak Garland yang ternyata juga sahabat-sahabat Raffles. Dengan niat ingin membantu sahabatnya itu, Raffles dengan sengaja melakukan sebuah permainan kecil terhadap Dan Levy. Siapa sangka kesenangannya itu berujung bahaya.

Baru kali ini Raffles mendapatkan lawan tangguh. Lebih tepatnya sangat licik. Bahkan, kali ini, Raffles tidak hanya harus membantu kedua sahabatnya itu dari segi materi, melainkan juga menyelamatkan nyawa mereka. Jika bukan nyawa teman-temannya, tentu nyawanya sendiri dan Bunny yang dipertaruhkan, sebab Dan Levy tidak segan-segan untuk membunuh siapa saja yang sudah menipunya. Bagaimana sepak terjang Raffless menghadapi masalah ini? Berhasilkah ia memegang kendali seperti biasa atau justru Dan Levy memenangkan pertarungan antar maling ini?

Bila di buku-buku sebelumnya pembaca hanya bisa menikmati penggalan-penggalan jejak Raffles secara singkat, maka novel Mr. Justice Raffles akan lebih memuaskan pembaca dari segi detail dan kronologi cerita. Selain versi terjemahan oleh Visimedia ini sangat nyaman dibaca, kisahnya juga jadi lebih mudah dipahami karena footnote yang ditambahkan oleh penerjemahnya untuk menjelaskan beberapa hal baru terkait kosakata, tempat maupun penggal cerita Raffles sebelumnya. Menurut saya, apa yang dilakukan penerjemahnya tidak sekadar menerjemahkan kalimat saja, melainkan juga memberikan tambahan wawasan dan kemudahan bagi pembaca untuk lebih memahami kisah Raffles di novel ini. Dan ternyata, apa yang saya tebak itu tidak salah. Saya menemukan artikel tentang bagaimana Melody Violine, sang penerjemah, menerjemahkan buku ini yang ia ceritakan di blognya di sini. Bahwa saat penerjemah mengalih bahasakan novel ini, ia juga turut serta melakukan beberapa riset pustaka untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Salut buat penerjemahnya.

Untuk cerita Raffles sendiri, saya hampir tidak menemukan kesulitan apa pun dalam mengikuti alurnya, meskipun ketiga buku sebelumnya belum saya baca. Dan di novel ini, pembaca akan menemukan karakter Raffles yang lebih kuat. Terlihat sangat jelas bagaimana Raffles menyikapi masalahnya. Pun begitu pula bagaimana caranya berpikir dan mengambil keputusan meski dadakan atau terkesan tidak terencanakan sebelumnya. Seperti yang dikatakan Bunny Manders tentang Raffles,

“Imajinasi dan pandangan Raffles ke depan secara jelas cenderung mendahului perkataannya, bahkan ide-idenya akan mengkristal saat tuturnya mengalir, menjadi cukup gamblang bagi pendengarnya.” (halaman 59)

Satu hal yang kurang saya jumpai di novel karya E.W. Hornung ini; kurang gregetnya action atau intrik-intrik yang dilakukan Raffles. Biasanya ‘kan, di novel genre sejenis, kita sering menjumpai banyak sekali aksi-aksi yang terjadi, tetapi di novel ini kurang saya rasakan. Apa mungkin memang karakter Rafflesnya seperti itu? Namun hal itu tidak terlalu menjadi masalah yang berarti. Konflik yang tercipta sudah cukup menegangkan. Secara keseluruhan, saya cukup menikmati petualangan Raffles dan Bunny. Dan yang paling saya suka dari novel ini, selain hasil terjemahannya yang bagus, adalah sampulnya yang indah dan eksklusif, juga tata letak dan ilustrasi bagian dalamnya yang menawan.

Ada satu pesan moral yang saya ambil dari novel ini. Pencuri dan rentenir sama-sama salah. Sama-sama bukanlah profesi yang pantas ditiru, apa pun alasannya. Setiap orang berpotensi untuk melakukan apa saja, baik atau buruk. Tetapi, setiap diri punya pilihan-pilihan hidupnya sendiri. Ketika seseorang memiliki sedikit saja niat baik di hatinya, maka itu merupakan sebuah peluang yang potensial untuk mengarahkannya menjadi lebih baik. Juga sebaliknya. Dan, meski terkadang sebuah kesenangan sekadar dianggap sesuatu yang sepele, siapa yang akan menyangka jika suatu saat kesenangan itu bisa pula menjerumuskan pelakunya pada sesuatu yang buruk jika dilakukan tidak pada tempatnya. Bak kata mendiang Zainuddin M.Z; intinya pengendalian diri.

“Orang kaya ternyata miskin. Orang jujur ternyata licik. Kita semua berpotensi melakukan apa saja.” ~ A.J. Raffles ~

buntelan Mr Justice Raffles