Judul: Saatnya Memperbaiki Diri (The Habits for Success)
Penulis: Satria Hadi Lubis
Penerbit: Misykat
ISBN: 979-98505-3-3
Tebal: 120 hlm
Dimensi: 18×12 cm
Tahun terbit: Oktober 2004
Cetakan: pertama
Genre: Nonfiksi, Motivasi, Pengembangan Diri
Rating: 4/5

Berkarakter. Itulah kesan pertama yang saya dapatkan setelah membaca buku ini, sebagaimana halnya buku-buku Satria Hadi Lubis lainnya yang memiliki ciri khas tersendiri -to the point, teknis dan aplikatif- untuk mempermudah pembaca dalam memahami dan menerapkan apa yang sudah dibaca.

Di dalam pengantarnya, Satria Hadi Lubis menegaskan bahwa kesuksesan bukanlah sesuatu yang datang begitu saja tanpa upaya. Harus ada kemauan dari kita untuk mendapatkannya. Kesuksesan hanya dapat diraih jika kita memiliki kebiasaan yang tepat untuk memperolehnya. Tanpa memiliki kebiasaan tersebut kita tidak mungkin memperoleh sukses, bahkan mungkin akan gagal memperoleh sukses.

Buku ini membahas tujuh kebiasaan yang perlu dilakukan jika ingin meraih sukses, yaitu; mulai dari orientasi, bersaing dengan diri sendiri, mendobrak kemalasan, menikmati dunia, disiplin, kerendahan hati dan meninggalkan warisan bermakna. Setiap bab disertai dengan penjelasan yang ringan dan mudah dipahami. Jika Anda adalah penyuka karya-karya Stephen R. Covey, maka Anda akan menemukan aliran yang hampir sama (menurut saya) di dalam buku ini.

“Tuhan menolong mereka yang menolong dirinya sendiri” (Benyamin Franklin)

Kelebihan buku ini terletak pada kepadatan isinya, bahwa hampir tidak ada paragraf atau halaman yang saya lewatkan. Isinya ringkas dan tidak bertele-tele.

Kelebihan kedua ada pada arahan perbaikan dan lembaran-lembaran aplikasi di setiap akhir bab. Misalnya bab kebiasaan pertama “Mulai dari Orientasi”, di akhir halaman bab, penulis menegaskan poin perbaikan apa yang harus dilakukan oleh pembaca seperti “Yakini Anda orang sukses dan akan selalu sukses bersama Allah”.

Selanjutnya pembaca disuguhkan lembar praktik selama seminggu berkaitan dengan hal yang akan dilakukan, hasil yang diharapkan dan apakah tercapai atau tidak hal yang dituliskan tersebut. Lembaran ini yang akan diisi sebagai wujud aplikasi terhadap teori. Begitu seterusnya hingga kebiasaan yang ketujuh.

Latar belakang penulis, yang merupakan seorang trainer di bidang manajemen dan kepemimpinan, membuat buku ini berwujud seperti laiknya sebuah training; ada teori, praktik dan evaluasi. Menurut penulis, apa yang disajikan dalam buku ini tidak akan terbukti keefektifannya sebelum pembaca mencoba dan melakukannya sendiri. Itulah mengapa ia menyelipkan lembar-lembar praktik.

Selain itu, penulis juga melengkapi buku ini dengan kalimat-kalimat bijak tokoh-tokoh besar serta catatan-catatan penting sebagai motivasi dan penguatan untuk pembaca agar semakin bersemangat dalam melakukan kebiasaan-kebiasaan untuk sukses.

Tak hanya itu, nukilan ayat al-qur’an dan hadits juga tak ketinggalan menemani penjelasan tiap babnya sebagai landasan berpikir seorang muslim bahwa kebiasaan-kebiasaan untuk sukses itu sebenarnya sudah ada di dalam al-qur’an, tinggal mau atau tidak kita menerapkannya.

“Sesungguhnya perbedaan orang gagal dengan orang sukses adalah orang gagal berpikir untuk mendapatkan sesuatu, sedang orang sukses berbuat untuk mendapatkan sesuatu” (halaman 42)

Bagi saya, buku ini termasuk buku yang menggerakkan. Semoga begitu juga bagi Anda.