Judul : Kehidupan Liar
Penulis : Michel Tournier
Penerjemah : Ida Sundari Husen
Jumlah halaman: 136 hlm
Penerbit : Kepustakaan Populer Gramedia (KPG)
Tahun terbit : November 2016
ISBN : 978-602-424-142-1
Genre: Fiksi Klasik
Rating: 4/5
Berbicara tentang sastra klasik tentu banyak pembaca sudah tak asing lagi dengan kisah Robinson Crusoe karya Daniel Defoe yang terkenal itu. Terdampar di sebuah pulau terpencil tak berpenghuni, menanti hari demi hari kapal penyelamat yang tak kunjung datang, hingga petualangan demi petualangan si tokoh utama disajikan dalam sebuah rangkaian sastra yang tak pernah mati sejak 1719.
Kisah klasik ini terinspirasi dari pengalaman nyata seorang berkebangsaan Skotlandia bernama Alexandre Selcraig yang terdampar di Pulau Mas a Tierra tahun 1703. Selcraig saat itu mampu bertahan selama bertahun-tahun di pulau terisolasi di lautan Pasifik sebelum akhirnya berhasil diselamatkan oleh sebuah kapal Inggris.
Karya Daniel Defoe ini ternyata meraih sukses besar sehingga muncul kemudian karya-karya penulis lainnya dengan versi dan sudut pandang yang berbeda-beda.
Sebut saja versi Jules Verne dengan judul L’llemyterieuse atau Pulau Misterius yang diterbitkan tahun 1874. Jika Daniel Defoe lebih menonjolkan sisi petualangan Robinson di dalam karyanya, maka Jules Verne lebih mengunggulkan penemuan-penemuan ilmiah para tokoh yang terdampar demi bertahan hidup.
Di tahun 1971, muncul versi lainnya tentang kisah Robinson Crusoe dengan judul asli Vendredi ou la Vie sauvage, atau di edisi terjemahan KPG ini berjudul Kehidupan Liar, yang ditulis oleh seorang penulis asal Prancis bernama Michel Tournier.
Versi Tournier ini cukup menarik karena, selain menonjolkan tokoh Vendredi sebagai salah satu tokoh utama, Tournier juga menggambarkan secara lebih rinci bagaimana proses perkembangan kejiwaan Robinson ketika terdampar dan harus bertahan hidup berpuluh tahun di pulau tak berpenghuni.
Sebelum bertemu Vendredi, Robinson tinggal sendirian di pulau yang ia namai Speranza itu. Ia berhasil menyelamatkan apa saja yang bisa diselamatkan dari kapalnya yang karam. Ia memulai kehidupannya di pulau sepi itu dalam kondisi jiwa yang labil.
Bayangkan saja jika kita terdampar sendirian di sebuah pulau, tak ada teman mengobrol, tak ada gadget, tak ada apapun yang menghubungkan kita dengan peradaban di luar sana. Tidak tahu harus melakukan apa di lingkungan yang sangat berbeda. Hanya sendirian ditemani ilalang dan suara embikan kambing.
Keadaan ini sangat melenakan dan melelahkan. Seperti yang dialami Robinson ketika ia harus berkubang di dalam lumpur dan bermalas-malasan dengan berbagai cara, lambat laun ini mempengaruhi jiwanya.
“Akhirnya Robinson menyadari bahwa berkubang dalam lumpur dan berbagai cara hidup bermalas-malasan yang sedang ditempuhnya secara berangsur-angsur membuatnya gila…. Dia harus bangkit, bekerja, menentukan nasibnya sendiri.” (halaman 20)
Untungnya sebuah peristiwa menyadarkan Robinson bawah cara hidupnya itu tidaklah cocok untuk Speranza. Ia mulai menyusun pulaunya tersebut. Ia membangun benteng pertahanan, menetapkan sumber-sumber makanan, beternak, bercocok tanam, dan membuat peraturan-peraturan laiknya seorang gubernur sebuah kota yang dihuni berbagai hewan liar.
Vendredi muncul kemudian karena secara tak disengaja diselamatkan oleh Robinson. Vendredi adalah seorang Indian lugu yang tinggal di pulau lain, yang di versi Tournier ini, dikisahkan terperangkap di pulau terpencil Robinson karena berusaha melarikan diri dari kematian.
Ia hampir dimutilasi karena dianggap telah membawa keburukan dan kesialan bagi sukunya. Bertemu Vendredi merupakan angin segar bagi Robinson karena ia akhirnya memiliki teman. Ia menjadi pemimpinnya dan Vendredi menjadi rakyatnya, mengerjakan berbagai pekerjaan dan peraturan yang sudah dibuat oleh Robinson.
Betapa puluhan tahun telah berlalu dan terasa sangat panjang bagi Robinson dan Vendredi. Tetapi dua sejoli ini selalu saja memiliki cara yang unik untuk bertahan agar tetap waras di tengah-tengah pulau terpencil itu. Bagaimana akhir kisah dua tokoh kita ini dan apa saja yang mereka lakukan di pulau itu? Seperti apa perkembangan kejiwaan Robinson selama di sana?
Apakah akhirnya Robinson dan Vendredi berhasil melepaskan diri dari pulau tersebut? Ada banyak versi dari kisah Robinson yang pernah ditulis dengan akhir yang berbeda-beda pula, dan Kehidupan Liar adalah salah satu yang ending-nya tidak terduga.
Membaca Kehidupan Liar di mana Tournier berusaha mengeksplorasi sisi psikologi Robinson dan Vendredi ini memang cukup unik. Kita akan memahami betapa untuk tetap waras itu membutuhkan usaha yang luar biasa.
Rutinitas yang monoton, lingkungan dan suasana yang selalu sama setiap harinya, sedikit berbicara, tekanan untuk bertahan hidup di situasi sulit, luapan jiwa yang tertahan, emosi dan amarah yang tidak tersalurkan, semuanya berpotensi membuat seseorang kehilangan akal sehatnya.
Lewat karyanya ini, Tournier mencoba menampilkan tahap demi tahap perkembangan jiwa sang tokoh utama dalam menghadapi semua situasi tersebut. Dan kita sebagai pembaca akan sangat merasakan betapa nyatanya kondisi yang digambarkan di dalam novel ini. Kita merasa bercermin pada perkembangan kejiwaan kita sendiri yang saat ini sedang kita jalani.
Sejatinya, kondisi kejiwaan seseorang sebagian besar hampir tidaklah jauh berbeda satu sama lain. Hanya situasi yang menjadikannya berbeda. Kita akan menyadari bahwa kita memang membutuhkan sesuatu sebagai pegangan untuk tetap waras.
Entah itu teman kita, keluarga, hewan peliharaan, pekerjaan, atau apa saja yang akan menyibukkan pikiran dan fisik kita, mengalihkan konsentrasi kita dari hal-hal yang tidak berguna dan membuat pikiran kosong ke sesuatu yang lebih bermanfaat dan menjaga kita tetap berakal sehat.
Umumnya keyakinan spiritual adalah pegangan yang paling kuat dijadikan sebagai motivasi hidup, motivasi agar tetap berpikir jernih.
Orang tak butuh tempat terpencil seperti Robinson untuk menjadi gila. Di tengah-tengah keramaian, gaya hidup, atau hiruk-pikuk gemerlapnya kota besar, orang bisa dengan mudah menjadi gila.
Hanya mereka-mereka yang memiliki motivasi kuat yang bisa bertahan dan berjuang, sebab mereka tahu bahwa ada hal yang lebih patut diperjuangkan ketimbang menyerah, berputus asa pada keadaan dan menjadi gila.
Jika saat ini istilah fan fiction cukup populer di tengah-tengah geliat sastra, barangkali bisalah kita katakan bahwa buku Kehidupan Liar karya Michel Tournier ini merupakan salah satu fan fiction yang sangat menarik dan cerdas dari sebuah karya klasik Robinson Crusoe. Dan mungkin, Anda akan tergelak dengan kekonyolan-kekonyolan yang diciptakan Tournier.