Judul: Phyllis Anak Desa – Kisah Kehidupan Peternakan dari Mata Seorang Bocah
Judul Asli: Australia’s Child: A Story of Station Life from a Child’s Point of View
Penulis: Marjorie Weatherly
Alih Bahasa: Kartika Sufyan
Penerbit: Medium
ISBN: 978-602-8144-06-3
Tebal: 100 hlm
Tahun terbit: Maret 2012
Cetakan: Pertama
Genre: Fiksi Anak
Rating: 4/5
Fiksi anak memang sejak lama sudah menjadi salah satu genre favorit saya. Setiap kali ada novel anak yang menarik, biasanya tanpa pikir panjang saya akan langsung membelinya. Yah, tentunya juga dengan pertimbangan harganya harus murah 😛 Nah, ketika saya melihat foto buku ini ada di album upload toko buku online langganan saya di FB, saya langsung semangat membelinya karena seingat saya buku ini jarang sekali berseliweran di lapak buku online teman-teman. Jadi rasanya bahagia sekali bisa berhasil menjadi orang pertama yang komentar ‘booked’ di foto buku Phyllis Anak Desa.
Phyllis Anak Desa adalah sebuah novel ringan yang ditujukan kepada pembaca anak dan remaja, terutama usia SD dan SMP, yang bercerita tentang kisah kehidupan peternakan dari kaca mata seorang anak kecil. Di sampul depannya terdapat tagline: Bacaan bermutu untuk meraih kebijaksanaan hidup anak. Sampul depannya cantik, berwarna hijau, dengan ilustrasi seorang anak sedang menunggang kuda ditemani oleh seorang wanita dewasa. Melihat sampulnya saja sudah langsung membuat saya senang bukan main, ditambah lagi setelah selesai membacanya, persis seperti ekspektasi awal saya.
Novel ini mengisahkan tentang seorang anak kecil bernama Phyllis yang tinggal di sebuah peternakan bersama orangtuanya. Papanya bekerja di peternakan tersebut. Pemiliknya adalah Pak Connelly yang memiliki anak gadis bernama Eva. Phyllis biasa memanggilnya Kak Eva. Baik Kak Eva dan Pak Connelly, keduanya sangat menyayangi Phyllis. Phyllis sering diundang makan malam atau bermain oleh Kak Eva. Kak Eva juga sering memberikannya hadiah.
Phyllis adalah anak yang unik. Dia polos, lucu, tapi sangat cerewet sekali. Cerewet dalam arti suka berbicara banyak hal. Ada saja yang ia kerjakan dan pertanyakan pada orang-orang di sekitarnya. Ia bercerita ini, ia mengatakan itu, dan banyak lagi. Setiap kali pertanyaannya dijawab seseorang, Phyllis sering mengucapkan frasa, “Oh,” meskipun kadang dia tidak paham dengan apa yang dikatakan orang lain padanya. Bersama orang-orang di peternakan itu, Phyllis melakukan banyak hal, mulai dari bermain, membantu merawat ternak dan kebun, memberi makan ayam bersama Charlie, atau menemani Jackie si juru masak peternakan. Secara tak langsung, peternakan itu menjadi tempatnya belajar. Phyllis adalah anak yang baik. Pembaca akan dengan mudah memahami karakter Phyllis yang polos tapi cerdas.
Lewat novel ringan ini, anak-anak akan belajar tentang banyak pesan moral, termasuk kebaikan dan kebijaksanaan dalam hidup. Bagaimana bersikap baik pada orangtua, membedakan mana yang benar dan salah, juga bagaimana menolong dan menghargai orang lain. Sedangkan bagi orangtua, novel ini juga tak ada salahnya menjadi bahan untuk dibacakan ke anak-anak. Gaya berceritanya sangat mengasyikkan dan menyenangkan. Saya saja dibuat tertawa oleh tingkah Phyllis yang polos dan lucu. Suka, suka, suka! ^^
“Apa itu dermawan?”
“Suka menolong orang lain.”
“Oh,” kata Phyllis lagi, “Aku suka menolong Charlie memberi makan ayam. Apakah itu juga dermawan?”
“Yah, itu sih tidak.”
“Menurutku, memberikan boneka pada anak perempuan itu lebih tepat dikatakan dermawan,” ujar Kak Eva.
(halaman 44)