Judul: Beyond Sherlock Holmes
Penulis: Muthia Esfand
Penerbit: Visimedia
ISBN: 978-979-065-216-3
Tebal: 158 halaman
Tahun terbit: 2014
Cetakan: Pertama
Genre: Nonfiksi
Rating: 3/5
“Imajinasi seperti pedang bermata dua, yang bisa bermanfaat jika digunakan dengan bijak.” (Hercule Poirot)
Setiap penyuka cerita detektif tentu pernah mengalami rasa penasaran tentang bagaimana penulis kesukaan mereka bisa menulis karyanya dengan sangat meyakinkan. Kasus demi kasus dipecahkan dengan analisa dan pendekatan yang tepat.
Sebut saja Sir Arthur Conan Doyle dan Agatha Christie, dua dari penulis fiksi detektif dunia yang sangat terkenal. Membaca karya-karya mereka membuat kita bertanya-tanya, apakah mereka benar-benar memecahkan kasus juga di dunia nyata? Dari mana mereka mendapatkan inspirasi karya mereka?
Seperti yang dikatakan oleh Hercule Poirot, bahwa imajinasi bisa bermanfaat dan bisa tidak, maka sebuah fakta pun memiliki dua sisi mata pedang yang berbeda; bisa bermanfaat, bisa juga tidak.
Fakta bisa digunakan untuk sebuah karya yang membumi dan berguna bagi orang lain, atau secara ekstrem menjadikannya bagian dari kehidupan nyata, seperti yang dilakukan oleh beberapa penulis fiksi detektif dunia.
Bayangkan apa jadinya bila para penulis detektif tersebut benar-benar ikut memecahkan kasus hukum di dunia nyata. Apakah mereka akan sepiawai tokoh-tokoh fiksi mereka? Nah, di buku Beyond Sherlock Holmes karya Muthia Esfand inilah fakta-fakta tersebut dikupas.
Barangkali kita pernah mendengar kasus menghilangnya Agatha Christie selama 11 hari. Seolah cerita fiksi, kasus ini masih meninggalkan misteri yang tidak terpecahkan dan menyisakan spekulasi demi spekulasi dari orang-orang di sekitarnya. Atau Sir Arthur Conan Doyle, yang ternyata sangat antusias ketika dimintai bantuan dalam penyelidikan kasus pembunuhan di Queens Terrace.
Bertahun-tahun Doyle mengikuti perkembangan kasus tersebut tanpa hasil dan tetap menyuarakan analisa-analisanya. Ada 7 penulis detektif dunia yang dikupas di buku ini. Selain dua penulis di atas, ada juga Edgar Allan Poe, Dorothy L. Sayers, PD James, Patricia Cornwell dan Steve Hodel, yang kesemuanya memiliki andil dalam kasus-kasus di dunia nyata. Seperti apa sih kisah nyata mereka?
“Jadi, mengapa tidak memakai kacamata seorang penulis cerita detektif dalam menelusuri kebenarannya?” (halaman 87)
Muthia Esfand lagi-lagi berhasil memukau saya lewat Beyond Sherlock Holmes-nya. Seperti biasa, gayanya bercerita selalu asyik dan menyenangkan. Rangkaian katanya acapkali membuat saya tanpa terasa melahap lembar demi lembar karyanya sampai habis.
Iya, gaya penulisannya selalu enak bagi saya. Selain gaya penceritaannya yang saya suka, buku ini juga memberikan banyak informasi baru bagi saya terkait kehidupan di balik fiksi para penulis detektif dunia. Menyuguhkan tak hanya fakta, Muthia Esfand juga menyediakan berbagai gambar dokumen yang berkaitan dengan kasus hukum yang sedang diikuti oleh penulis detektif tersebut.
Kekurangannya bagi saya hanya satu, kurang tebal dan kurang banyak, haha. Buku ini menyisakan pertanyaan dalam diri saya, “Apakah penulis detektif lainnya pun demikian?”
Yah, barangkali menjadi PR bagi pembaca fiksi detektif untuk mencari tahu fakta-fakta lainnya di balik kehidupan para penulis cerita detektif dunia, sebab inspirasi biasanya datang dari orang-orang atau keadaan di sekitar kita sendiri.
“Setelah berhasil meyakinkan pembaca dengan kasus-kasus fiktif dalam novel karangan mereka, kasus nyata yang tak terpecahkan menjadi semacam tantangan tersendiri untuk mereka pecahkan, …” (halaman 108-109)
Sebagai penyuka cerita detektif, barangkali hampir seperempat bagian rak buku fiksi saya diisi dengan genre detektif, kriminal, dan sejenisnya, dari yang ringan seperti Lima Sekawan-nya Enid Blyton, sampai dengan yang berat sekaliber John Grisham.
Bahkan, rak komik pun sebagian besar diisi cerita-cerita detektif seperti Detektif Conan, Kindaichi, Q.E.D, dan komik lainnya yang tak kalah menarik. Karena hal ini, banyak yang bertanya kepada saya apakah saya tidak bosan dengan cerita detektif yang sebegitu banyak?
Well, tentu saja tidak. Bagi saya, sesering apapun dibaca, cerita detektif akan tetap menyuguhkan teka-teki, misteri, dan rasa penasaran yang hanya akan terpuaskan ketika dibaca sampai habis. Dan buku Beyond Sherlock Holmes ini sangat layak dikoleksi oleh para penyuka fiksi detektif.