laikaJudul: Laika
Penulis: Nick Abadzis
Alih Bahasa: Tanti Lesmana
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
ISBN: 978-978-22-4191-4
Tebal: 208 hlm
Tahun terbit: November 2008
Cetakan: pertama
Genre: Novel Grafis, Fiksi Sejarah
Rating: 4/5

Siapa yang tak mengenal Sputnik, satelit buatan pertama di dunia milik Uni Soviet, yang peluncurannya mengejutkan dunia pada puncak perang dingin kala itu. Tak puas dengan keberhasilan ini, Uni Soviet lantas ingin menunjukkan kehebatannya kembali dengan meluncurkan Sputnik II, yang rencananya akan membawa hewan sebagai awak satelit tersebut. Tak tanggung-tanggung, peluncuran kedua ini akan dilakukan sebulan ke depan setelah peluncuran pertama, tepat pada hari ulang tahun ke-40 Revolusi.

Sergei Pavlovich, seorang Chief Designer proyek Sputnik ini, adalah orang yang ambisius. Ia menyanggupi proyek tersebut meskipun waktu yang dibutuhkan untuk persiapan sangatlah singkat. Diputuskan bahwa seekor anjinglah yang akan menjadi makhluk percobaan itu.

Kudryavka adalah salah satu anjing yang secara tak sengaja ditangkap lalu dijual ke proyek percobaan Sputnik. Ia lahir di suatu tempat di Moskow, berekor lengkung, jinak dan sangat setia. Ia pernah mengalami perlakuan buruk, lalu besar di jalanan. Di proyek tersebut, Kudryavka bersama anjing-anjing lainnya dirawat oleh Kamerad Dubrovsky. Setiap hari mereka harus menjalani training demi training; mereka diputar-putar, dikurung di ruangan sempit, dimasukkan ke dalam mesin demi mesin. Siapa pun yang berhati lembut jika melihatnya tentu akan merasa iba.

Lalu, karena keistimewaan Kudryavka, ia terpilih menjadi awak Sputnik II, yang ternyata dirancang hanya untuk sekali jalan. Namanya diubah oleh Pavlovich menjadi Laika, yang artinya penggonggong. Apa keistimewaan Laika hingga ia menjadi anjing pilihan? Lalu bagaimanakah nasib Laika di atas sana? Dan tahukah kita jika ternyata Uni Soviet telah melakukan kebohongan publik terkait peluncuran Sputnik II dan kondisi Laika?

***

Menggunakan hewan untuk percobaan bukanlah hal baru yang dilakukan oleh para peneliti. Memang tak bisa dipungkiri, untuk keperluan uji coba, hewan dianggap lebih ‘manusiawi’ daripada menjadikan manusia sebagai bahan percobaan. Tapi, apakah layak jika percobaan itu dilakukan tanpa persiapan yang matang, hanya untuk memenuhi ambisi seseorang?

Laika adalah hewan pertama yang terbang ke luar angkasa. Keberadaan Laika di pesawat antariksa itu sempat mengguncang dunia internasional dan memicu protes di kalangan masyarakat dunia. Bahkan seorang Oleg Gazenko, salah satu anggota tim peneliti proyek Sputnik, mengatakan bahwa tak banyak nilai ilmiah yang bisa disumbangkan Sputnik II untuk penerbangan manusia pertama ke antariksa oleh Yuri Gagarin. Meskipun demikian, membaca kisah Sputnik dan ruang angkasa dalam bentuk novel grafis bisa dikatakan lebih menarik dibandingkan membaca buku sejarah. Lebih ‘masuk’.

Novel grafis ini dirangkai oleh Nick Abadzis berdasarkan kisah nyata dan riset yang sangat teliti, mulai dari British Library hingga ke rumah Korolev di Moskow. Yah, meskipun grafis novel ini bisa dikatakan terlalu biasa, bahkan bagi saya sosok manusianya agak sedikit kurang menarik dan cenderung terlihat mirip satu sama lain, namun cara Nick merangkai gambar-gambar memang patut diacungi jempol. Warnanya, pengambilan sudutnya, perspektifnya, semuanya sangat apik seakan-akan saya sedang menonton film animasi. Atmosfer Uni Soviet pun terasa sangat kental di novel grafis ini lewat gambar karakter orang-orangnya. Novel ini pernah memenangkan Will Eisner Comic Industry Awards untuk kategori Best Publication for Teens.

penampakan grafis dalam novel

penampakan grafis dalam novel

Yang paling berkesan bagi saya adalah sisi emosional dari novel ini. Grafis dari sosok Laika, meskipun tidak terlalu manis, tapi karakternya cukup kuat. Saya bisa merasakan momen-momen ketika Laika sedang rindu, sedih atau ketakutan. Selain itu, sisi drama yang diangkat tentang hubungan manusia dengan hewan juga tak kalah menarik. Apalagi ketika membaca bagaimana Dubrovsky dan Gazenko merawat dan menyayangi anjing-anjing percobaan itu. Juga bagaimana pergolakan hati mereka saat melihat hal-hal yang tidak mereka harapkan terjadi di depan mata tanpa bisa berbuat apa-apa. Dibandingkan Chicken with Plums, saya lebih suka novel grafis Laika ini di banyak hal. Beruntung bisa mendapatkannya walaupun dalam kondisi bekas.

Sarat akan unsur sejarah dipadu dengan grafis yang cukup baik, Nick berhasil menghidupkan sosok Laika dengan sisi emosional yang bisa dirasakan siapa saja yang membaca novel grafis ini. Kita bisa merasakan bagaimana hubungan antara manusia dengan hewan dan bagaimana keterkaitan semua itu terhadap ilmu pengetahuan dan sosial. Mengutip sebagian kata-kata di halaman penutup, bahwa kisah Laika ini cukup layak menjadi perenungan atas makna takdir serta betapa indah dan rapuhnya rasa percaya.

Lembar terakhir Laika menyisakan isak tangis di tengah malam buta, di kamar saya.

Tentu saja tidak ada yang abadi
Mengapa dicemaskan?
Rahasianya adalah…tidak usah cemas
Meski mereka yang kau tinggalkan…akan tetap memikirkanmu
Kami masih tetap memikirkanmu
~ Laika, Nick Abadzis (halaman 193) ~

Sputnik 1 tanpa awak (Oktober 1957) - Photo credit: NASA History Office

Sputnik 1 tanpa awak (Oktober 1957) – Kredit foto: NASA History Office

Laika di dalam Sputnik 2 (November 1957)

Laika di dalam Sputnik 2 (November 1957) – Kredit foto: OFF/AFP/Getty Images

Laika dengan baju angkasanya

Laika dengan baju angkasanya – Kredit foto: Wikipedia

Laika di tempat training

Laika di tempat training – Kredit foto: OFF/AFP/Getty Images