Of Mice and MenJudul: Of Mice and Men: Sebuah Impian Lennie
Penulis: John Steinbeck
Judul Asli: Of Mice and Men
Penerjemah: Isma B. Koesalamwardi
Copyright © 1937 by John Steinbeck, renewed 1965
Penerbit: Ufuk Press
ISBN: 979-333-01-4-7
Tebal: 204 hlm
Tahun terbit: Mei 2006
Cetakan: ke I
Genre: Fiksi Klasik Kontemporer, Fiksi Sosial
Rating: 4/5

George Milton dan Lennie Small adalah dua sahabat karib yang selalu bersama-sama berkelana. George memiliki tubuh kecil dengan otak yang cukup pintar. Sebaliknya Lennie adalah pria bertubuh besar, namum memiliki otak yang sangat sederhana, hampir bisa dikatakan semacam keterbelakangan mental. Karena kondisi ini, George acapkali harus mengurus dan mengawasi Lennie yang seperti anak-anak. Ia tak bisa mengingat sesuatu dengan cermat, tidak mampu mengontrol emosinya—entah senang, sedih atau takut, tidak mampu memperhatikan keadaan sekitarnya seperti normalnya orang lain, dan dengan kekuatan fisiknya yang luar biasa, Lennie seringkali membawa mereka berdua pada masalah.

Terakhir kali mereka mendapatkan masalah akibat ulah Lennie adalah ketika bekerja di Weed, saat Lennie dituduh memerkosa seorang wanita hanya karena menyentuh gaun indahnya. Padahal, Lennie dengan keterbelakangannya itu hanya ingin mengagumi kelembutan gaun yang ia suka. Ia menyukai hal-hal yang lembut, seperti seekor tikus yang suka ia elus-elus, meskipun akhirnya tikus itu mati akibat kekuatan fisiknya. Singkat kata, setiap hal yang berkaitan dengan Lennie selalu berakhir pada masalah, dan Georgelah yang akan menyelesaikannya dengan cara cerdas.

Dilatarbelakangi depresi ekonomi Amerika Serikat pada masa itu, George dan Lennie selepas dari Weed kemudian mencari pekerjaan di bagian lain California, sebuah tanah pertanian di Soledad Selatan, Lembah Salinas. Keduanya memiliki kesamaan; sama-sama mempunyai impian memiliki sepetak tanah pertanian mereka sendiri dan hidup bersama sampai tua. Lennie begitu ingin memelihara kelinci-kelinci, sedangkan George ingin hidup tenang dan menetap di rumah miliknya sendiri. Untuk impian inilah, mereka berdua berusaha bekerja demi mengumpulkan uang bersama.

Di tempat baru, mereka akan bekerja mengangkat karung-karung gandum. Di sana mereka berkenalan dengan Candy si pekerja tua yang bertugas untuk bersih-bersih, Slim si penggembala hebat, Carlson si tubuh tebal, serta Whit dan seorang Negro bernama Crooks, yang kesemuanya memiliki kesamaan, sama-sama sendirian dan kesepian. George sudah mewanti-wanti Lennie untuk tidak terlibat dalam masalah apa pun, tapi sayang, belum lagi mereka mulai bekerja, masalah sudah mulai membayangi Lennie.

Adalah Curley, anak pemilik tanah pertanian itu, yang sejak awal sudah tidak suka melihat Lennie karena tubuh besarnya. Curley berperawakan kecil, tetapi ia selalu berkelahi dengan lelaki bertubuh besar seolah-olah ia membenci mereka karena tidak memiliki tubuh besar. Ditambah lagi dengan keberadaan Istri Curley yang dianggap agak ‘nakal’ oleh para pekerja dan selalu berupaya mencari-cari perhatian, membuat George melihatnya sebagai salah satu faktor yang akan menyebabkan masalah bagi mereka. Ia lagi-lagi mengingatkan Lennie agar menjauh dari mereka berdua.

Sayang, di saat mereka hampir berhasil mewujudkan rencana membeli rumah dengan bantuan Candy, Lennie yang lugu tidak mengindahkan nasihat George. Dan benar saja, saat para pekerja sedang asyik bermain tapal kuda, Lennie kemudian terlibat masalah dengan Istri Curley. Puncaknya, Lennie tanpa sengaja membunuhnya. Karena ketakutan akan kemarahan George serta ketakutan Lennie ditinggalkan oleh George, ia lalu pergi ke semak belukar di tepi sungai Salinas seperti pesan George saat mereka akan bekerja.

Di saat ia bersembunyi, ia lalu mendengar seakan-akan bibinya Clara berbicara padanya. Ia menjadi sangat sedih dan menyesal.

“Kau tidak pernah memikirkan George,” perempuan itu melanjutkan dalam suara Lennie. “Ia selalu berbuat baik padamu. Ketika ia mendapat sepotong kue pai, kau selalu mendapatkan separuh atau lebih dari separuhnya. Dan jika ada kecap, wah, ia selalu memberikannya padamu.”

“Setiap saat, ia bisa saja bersenang-senang jika tidak bersamamu. Ia bisa saja mengambil gajinya dan pergi ke rumah bordil, dan ia bisa pergi ke ruang bilyar dan main bola sodok. Tetapi, ia harus mengurusimu.” (halaman 188)

Lalu bagaimanakah nasib Lennie? Apakah George dan Lennie berhasil mewujudkan impian mereka? Itu yang harus Anda cari jawabannya.

Novel klasik kontemporer ini mengangkat tema persahabatan serta kondisi sosial pada masa-masa depresi Amerika Serikat. Lewat novel ini, kita akan merasakan pergolakan batin George, antara empatinya pada Lennie karena keterbelakangan mental dan juga kerepotannya mengurus Lennie. Ia harus bisa menahan keinginannya sendiri untuk bisa hidup sesuka hati, membuat segala keputusan apa pun yang diambil George kini tidak lagi tentang dirinya sendiri, melainkan selalu ada Lennie yang harus ia pertimbangkan.

John Steinbeck secara gamblang juga mengangkat isu perbedaan sosial yang sangat kental pada masa itu. Pandangan terhadap warna kulit hitam dan putih, status sosial bos dan pekerja, bahkan terhadap orang yang cacat fisik maupun mental diangkat dengan sangat lugas.

Menurut referensi yang saya baca, novel ini banyak sekali mempengaruhi kultur atau aspek lainnya dalam kehidupan. Di edisi aslinya terdapat banyak sekali kata-kata hinaan yang kasar. Di Amerika sendiri, novel ini telah dilarang beredar di sekolah, perpustakaan maupun tempat umum karena dianggap mempromosikan euthanasia, menyetujui penghinaan rasial, mengandung hal-hal tak senonoh, serta terdapat bahasa yang vulgar dan kasar. Larangan itu kemudian dicabut dan kini menjadi bacaan wajib di banyak negara seperti Australia, Irlandia, Inggris, Selandia Baru dan sekolah tinggi Kanada. Tak heran jika kemudian Of Mice and Men muncul pada daftar Asosiasi Perpustakaan Amerika sebagai Buku Paling Menantang Abad 21 nomor 4. Selain itu, karakter Lennie kemudian digunakan sebagai standar untuk hukum keterbelakangan mental dalam mengeksekusi tahanan di Texas. Jika seseorang lebih pintar dari Lennie Small dalam sebuah wawancara, maka dia dapat dieksekusi. Jika tidak, artinya ia tidak bisa mengerti kejahatannya.

Saya membaca versi terjemahan oleh Ufuk, tetapi saya tidak menemukan kata-kata kasar yang berarti dan hampir tidak ada adegan vulgar atau tak senonoh dituliskan di dalamnya. Mungkin di edisi terjemahannya ini sudah diperhalus sedemikian rupa sehingga terasa sangat beretika.

Lennie berkata dengan rasa ingin tahu. “Katakan padaku seperti yang pernah kau katakan.”
“Tentang apa?”
“Tentang orang lain dan kita.”
George berkata, “Orang-orang seperti kita tidak punya keluarga. Mereka mendapatkan uang sedikit lalu mereka habiskan. Mereka tidak punya siapa-siapa di dunia ini yang mempedulikan mereka…”
“Tetapi bukan kita,” seru Lennie dengan girang. “Katakan tentang kita sekarang.”
George terdiam sejenak. “Tetapi, kita tidak seperti itu,” katanya.
“karena…”
“Karena aku memilikimu dan…”
“Dan aku memilikimu. Kita saling memiliki, itulah, kita sangat saling mempedulikan,” teriak Lennie dengan penuh kemenangan. (halaman 193)

Akhir cerita George dan Lennie ini benar-benar tidak terduga, ironis dan mengharukan. Saya sampai meleleh berurai air mata. Secara keseluruhan, pantaslah jika novel ini masuk di dalam jajaran daftar buku 1001 Books You Must Read Before You Die dan penulisnya berhasil meraih hadiah nobel kesusastraan. Novel singkat namun padat makna ini juga telah diangkat ke layar lebar.

Ini adalah beberapa edisi cover Of Mice and Men. Cover yang paling saya suka adalah yang edisi pertamanya dan edisi lama terbitan Ufuk seperti di awal review ini.

Cover edisi pertama

Cover edisi pertama

Cover edisi terbitan Penguin

Cover edisi terbitan Penguin

Cover edisi 100 tahun

Cover edisi 100 tahun

Cover baru terbitan Ufuk

Cover baru terbitan Ufuk

Cover terbitan Selasar

Cover terbitan Selasar

Cover film

Cover film

Tentang Penulis

John Ernst Steinbeck, Jr. lahir tahun 1902 di Salinas, California, Amerika. Ia tinggal di sebuah kota kecil yang sangat subur. Beberapa novelnya memiliki latar yang lekat dengan kehidupannya sehari-hari di tanah pertanian saat itu. Selepas SMA, ia meneruskan pendidikan ke Stanford University di Palo Alto di mana ia tinggal selama lima tahun sampai 1925 dan meninggalkan kampusnya tanpa gelar. Ia melakukan perjalanan ke New York dan mengambil pekerjaan sambilan saat mencoba menulis.

Steinbeck adalah penulis Amerika dan dikenal luas lewat novel pemenang Pulitzer Prize The Grapes of Wrath (1939), East of Eden (1952) dan Of Mice and Men (1937). Ia telah menulis 27 buku, termasuk 16 novel, 6 non-fiksi dan 5 koleksi cerita pendek. Steinbeck berhasil menerima hadiah Nobel untuk literatur di tahun 1962.

Update: 2 Juni 2013

Ternyata, novel ini juga pernah diterjemahkan oleh Pramoedya Ananta Toer dan diterbitkan oleh Lentera Dipantara tahun 2003 dengan judul Tikus dan Manusia. Sampulnya agak kurang nyambung dengan isi.

tikusdanmanusia