Resensi Buku Dari Puncak Khilafah

Judul: Dari Puncak Khilafah
Judul Asli: The Arabs, A History
Penulis: Eugene Rogan
Penerjemah: Fahmy Yamani
Penerbit: Serambi Ilmu Semesta
Tahun Terbit: November 2017
Tebal: 776 halaman
ISBN: 978-602-290-080-1
Genre: Nonfiksi, Sejarah
Rating: 4/5

Kalau Philip K. Hitti menulis sejarah Arab-Islam dari sejak masa pra-Islam hingga masa kekuasaan Utsmani di dalam buku History of the Arabs, maka buku Dari Puncak Khilafah ini bisa dibilang seolah melanjutkan sejarah Arab-Islam sejak masa Khilafah Utsmaniyah pasca era Muhammad Al-Fatih hingga Arab modern abad ke-21.

Kita tahu sendiri lah, ya, bahwa sejak peristiwa 11 September 2001, Islamphobia melanda dunia Barat sampai-sampai ada anggapan dari orang-orang Barat bahwa Arab dan Islam adalah ancaman bagi mereka.

Menurut Eugene Rogan berdasarkan paparannya di dalam pendahuluan, orang-orang Barat ini sebetulnya tidak memahami bahwa apa yang terjadi di dunia Arab sana adalah juga hasil akumulasi sejarah panjang yang di dalamnya terdapat andil tangan-tangan penguasa dunia Barat. Dengan dalih pembebasan, sejatinya penguasa dunia Barat telah melakukan pendudukan atas banyak bangsa.

Menurut penulis, orang Barat perlu lebih memperhatikan sejarah, bagaimana sejarah itu dialami dan dipahami oleh bangsa Arab itu sendiri, dari kaca mata orang Arab itu sendiri, sehingga kesalahan tidak terulang kembali. Inilah salah satu latar belakang mengapa Eugene Rogan menulis buku ini. Ia ingin agar Barat mulai memahami apa sesungguhnya akar persoalan yang terjadi di Arab.

Dari pemaparan Rogan di dalam buku setebal 776 halaman ini, pembaca dapat mengikuti perjalanan sejarah, bagaimana geliat politik dan kekuasaan pada masa kekhalifahan Utsmani beserta pengaruh para penguasaatau kekuatan lokal di berbagai wilayah kekuasaannya seperti Muhammad Ali Pasha, Khairuddin Barbarossa, dan tokoh lainnya. Rogan juga membagi secara umum periode peta perjalanan sejarah Arab-Islam menjadi empat, yakni:

Era Utsmaniyah, era penjajahan negara-negara Eropa, era Perang Dingin dan era sekarang yang didominasi Amerika Serikat dan globalisasi.

  1. Era Utsmaniyah, yang dimulai dari masa Sultan Salim I, yakni era setelah Muhammad Al-Fatih berkuasa, hingga Sultan-Sultan berikutnya, termasuk konflik yang terjadi antara penguasa lokal dan kesultanan sebelumnya dalam perebutan wilayah kekuasaan, serta tarik-ulur kebijakan politik dan ekonomi.
  2. Era penjajahan negara-negara Eropa, termasuk pula di periode ini Perang Dunia I yang melibatkan dua imperium besar yakni Inggris dan Prancis, serta Perang Dunia II yang melibatkan Jerman dan beberapa negara lainnya.
  3. Era Perang Dingin, yang melibatkan dua negara adidaya, Amerika Serikat dan Uni Soviet, yang berefek pada pergolakan nasionalisme dunia Arab dan kekuatan Islam.
  4. Era dominasi AS yang melibatkan banyak negara konflik seperti Irak, Lebanon, Suriah, Palestina, Israel, dan sebagianya.

Pujian Terhadap Buku

1. Buku ini ditulis dengan gaya penulisan yang lumayan ringan dan enak dibaca, serasa membaca fiksi. Jadi, meskipun tebal seperti bantal, buku ini menurut Saya tidak membosankan.

2. Buku dan penulisnya saya acungi dua jempol karena bisa menceritakan ulang sejarah Arab-Islam dengan kata-katanya sendiri dengan kronologi yang lumayan runut. Buku ini juga memiliki cakupan yang sangat banyak, baik dari rentang waktu yang sangat panjang di masa Utsmani abad ke-16 hingga zaman modern abad ke-21, juga cakupan geografi yang sangat luas menjangkau banyak bangsa, serta cakupan isu yang beragam mulai dari isu kekuasaan, keagamaan, nasionalisme, sekularisme dan isu-isu lainnya yang muncul dari perjalanan Arab-Islam yang berhasil diangkat dan dianalisa penulis secara apik.

3. Menurut Saya, penulis cukup adil dalam menuliskan sejarah Arab-Islam di buku ini. Umumnya para sejarawan Barat, Kristen, Yahudi, maupun sebagian sejarawan Arab sekuler memiliki perspektif yang buruk atas penulisan sejarah Khilafah Utsmani. Banyak informasi yang dibelokkan sehingga kesan negatif lebih dominan muncul ketika kita berbicara tentang kesultanan ini, terlepas dari realita kemerosotan Khilafah ini yang memang disebabkan oleh berbagai faktor internal dan eksternal.

Namun di buku ini, dengan bersumber dari informasi di Arab langsung dan disertai penjelasan para saksi mata, secara umum Saya melihat kalau penulis sudah berusaha adil dalam memaparkan sejarah. Penulis sepertinya berusaha menunjukkan bagaimana pergulatan dunia Arab-Islam dalam catatan sejarah apa adanya. Bagaimana dunia Arab jatuh dan bangkit, terseok-seok dalam carut-marut perpolitikan dunia, serta bagaimana kejayaan dunia Arab dalam membangun negaranya.

Yang menariknya, ternyata salah satu sumber referensi penulisan buku ini berasal dari sebuah buku harian seorang tukang cukur bernama Ahmad al-Budayri. Si tukang cukur ini sangat gemar mengobrol dan menuliskan berbagai informasi politik dan masyarakat Damaskus semasa hidupnya.

Dari Puncak Khilafah Eugene Rogan

Kritik Terhadap Buku

Sebetulnya ini kurang tepat disebut kritik, tetapi cukup mengusik pikiran saya. Ada satu isu yang diangkat Rogan di buku ini dan cukup kontroversial yakni mengenai sepak terjang gerakan Wahabiyah di Arab.

Di buku ini, Rogan mungkin mengambil sumber yang menyebutkan bahwa gerakan Wahabi ini benar-benar mengganggu pada saat itu karena mudah sekali
melakukan tindak kekerasan untuk menegakkan pemurnian akidah Islam. Intinya di buku ini ada secuil gambaran mengenai wahabi itu yang terkesan negatif dan merusak, terkesan brutal, tidak jauh berbeda dengan anggapan orang-orang kebanyakan di zaman sekarang. Ini menarik bagi saya.

Dari beberapa bahan yang pernah saya baca tentang Muhammad bin Abdulwahab, ada banyak informasi yang tidak tepat dalam menggambarkan pemikiran beliau, termasuk gerakan pembaharuan yang terjadi di Arab Saudi kala itu. Muhammad bin Abdulwahab sendiri tidak pernah menisbatkan dirinya kepada wahabi.

Dikarenakan gerakan pemurnian akidah beliau
memberikan dampak sangat besar pada pergolakan politik di Arab, maka muncullah kemudian pembelokan informasi, tuduhan, dan fitnah atas Muhammad bin Abdulwahab beserta murid-muridnya pada saat itu. Ada semacam distorsi informasi dalam sejarah Islam pada topik ini.

Pemikiran seseorang bisa kita lihat secara tak langsung melalui karya tulisnya. Tulisan umumnya mencerminkan bagaimana penulisnya. Nah, kalau mau jujur, sederhananya, kita lihat saja bagaimana pemikiran Muhammad bin Abdulwahab dalam karya-karya tulis beliau. Saya memiliki beberapa judul buku, salah satunya Ushul Tsalatsah, yang syarahnya pernah saya resensi di sini.

Dari beberapa buku karya Muhammad bin Abdulwahab, saya mendapati bahwa beliau benar-benar sangat berhati-hati dalam masalah akidah. Beliau mendakwahkan umat untuk kembali mendekati Allah dengan cara yang benar serta meluruskan yang salah.

Ilmu yang ada di buku-buku Muhammad bin Abdulwahab juga sangatlah luas. Pemikiran beliau yang mengajak kepada kekerasan sulit saya temui. Jadi kurang logis rasanya jika ulama seperti ini kemudian dituding sebagai pendiri gerakan wahabi yang di mata umum cenderung negatif dan merusak.

Hanya saja, persentase tulisan Rogan mengenai topik ini bisa saya bilang sangatlah sedikit, tak lebih dari 1% barangkali? Tapi saya jadi bertanya-tanya, apakah isu wahabi ini memang sedemikian rusaknya sehingga orang mengenal informasi yang negatif saja? Mungkin untuk pembahasan ini barangkali bisa kita bahas lebih khusus di lain waktu dengan menggunakan referensi yang lebih baik.

***

Rogan adalah seorang profesor dan pakar di bidang sejarah Timur Tengah. Ini sangat terlihat jelas dari bukunya, bagaimana luar biasanya beliau memaparkan sejarah panjang dengan cukup mudah dipahami. Bukunya ini pun bahkan dinobatkan sebagai buku terbaik oleh The Economist dan The Financial Times dan telah diterjemahkan ke banyak bahasa di dunia.

Kalau menilik judulnya, Dari Puncak Khilafah, tadinya saya pikir penulis mau memaparkan bagaimana sejarah Arab-Islam, mulai dari kejayaan Khilafah Utsmaniyah di bidang pemerintahan, karya-karya peradaban, hingga kebijakan-kebijakan yang diambil seperti umumnya buku tentang Khilafah Utsmaniyah yang sudah banyak beredar.

Tetapi, ternyata buku ini lebih ke pemaparan kronologi perjalanan sejarah Arab-Islam apa adanya. Sangat minim pendapat penulis saya temui di dalamnya. Menurut Saya ini menjadi salah satu suguhan yang berbeda dan baru dalam kategori sejarah. Kita jadi lebih memahami bagaimana runut sejarah dunia Arab modern secara apa adanya.

Selesai membaca buku ini, saya menarik nafas panjang. Buku yang bagus. Saya menjadi lebih paham bagaimana sejarah Arab yang telah berlalu. Dibarengi dengan informasi-informasi yang sudah pernah saya dapati di buku-buku lainnya tentang sejarah bangsa Arab, bagi saya, buku ini menjadi salah satu buku pelengkap dari sekian banyak buku mengenai sejarah Arab yang pernah ditulis, yang keberadaannya tidak bisa saya acuhkan begitu saja. ^^