Judul: The Life-Changing Magic of Tidying Up
Penulis: Marie Kondo
Penerjemah: Reni Indardini
Penerbit: Bentang
ISBN: 978-602-291-244-6
Tebal: 206 halaman
Tahun Terbit: September 2016
Cetakan: Kedua
Genre: Nonfiksi, How to, Manajemen
Rating: 5/5

“Orang-orang yang telah berbenah secara menyeluruh dan sampai tuntas, sekaligus, mengalami perubahan hidup yang dramatis, tanpa kecuali.” (halaman 170)

Kutipan ini terdengar bombastis, ya? Masa iya sih, hanya dengan berbenah, beres-beres, kehidupan seseorang bisa berubah secara dramatis? Apa ini tidak terlalu berlebihan? Sayangnya, anggapan berlebihan yang kita pikirkan itu terbantahkan oleh kenyataan bahwa betapa banyaknya orang yang telah mengalami perubahan positif dan drastis hanya karena berbenah.

Mungkin kita dulu sering beres-beres rumah. Membongkar lemari, rak buku, kamar tidur, dapur hingga seluruh rumah kita benahi. Bisa jadi di antara kita banyak yang hobi berbenah dan menyimpan aneka buku dan tips beres-beres. Mulai dari majalah interior, aneka foto lemari penyimpanan unik yang kita simpan di akun media sosial kita, atau sekadar artikel-artikel cara berbenah efektif yang kita baca di internet.

Nyatanya, setiap kali kita selesai berbenah, meskipun ada kepuasan melihat rumah kita sedikit tertata, tapi tak berapa lama kemudian rumah kita tetap kembali seperti semula; Berantakan, amburadul, tidak apik. Salahnya di mana, ya? Mengapa orang yang berbenah tidak juga mengalami perubahan yang signifikan? Mengapa pada akhirnya kita suka melakukan kesalahan yang sama berulang-ulang?

Jawaban pertanyaan ini kemudian dikupas tuntas oleh seorang ahli berbenah, Marie Kondo, di dalam bukunya yang berjudul The Life-Changing Magic of Tidying Up, yang memperkenalkan seni beberes ala Jepang paling efektif, KonMari.

Buku nonfiksi ini tipis dan hanya terbagi menjadi lima bab utama, tetapi pembahasan di dalamnya akan membuat pikiran kita jauh lebih terbuka.

Pada prinsipnya, metode KonMari sangat sederhana, yaitu membuang dan menentukan di mana harus menyimpan barang.

Masalahnya, bagaimana menentukan barang mana yang perlu kita buang dan mana yang perlu disimpan? Apa parameter yang paling ampuh untuk digunakan agar barang-barang yang kita buang dan simpan tidak akan meninggalkan penyesalan di kemudian hari? Seperti apa sebaiknya kita merapikan pakaian, buku, pernak-pernik, atau seluruh jenis barang di rumah kita agar benar-benar rapi?

Nah, metode KonMari ini akan memudahkan kita menentukan pilihan tersebut dengan cara yang berbeda dari tips berbenah lainnya yang pernah ada. Bahkan, KonMari akan memberitahukan kita bagaimana cara melipat pakaian, menyusun isi lemari, membuang kertas, sampai menyimpan barang-barang penuh kenangan dari masa lalu.

“Dengan membereskan rumah, kita sekaligus membereskan urusan dan masa lalu kita.” (halaman xiv)

Marie Kondo menggunakan pendekatan kebahagiaan di dalam metodenya. Di sinilah letak keajaiban berbenah dari metode KonMari. Di dalam buku ini, kita akan menemukan trik berbenah yang sangat unik, yang akan memberikan efek perasaan yang berbeda bagi siapa saja yang mencobanya. Ekstremnya, bagi mereka yang menerapkan metode KonMari, hidup jadi terasa lebih lapang dan menyenangkan.

Menurut KonMari, ketika kita mengurangi jumlah barang yang kita miliki, kita akan sampai pada titik ketika kita merasa sudah pas. Cuma itu yang kita butuhkan supaya bahagia. Kita tidak perlu menyimpan barang yang tidak kita butuhkan.

Dan seluruh barang yang kita simpan adalah yang membuat kita bahagia dan gembira, sehingga pikiran kita tidak lagi diganjal perasaan penuh atas barang-barang yang membuat semak rumah.

Di sinilah letak keajaibannya yang membuat kita mengubah kebiasaan kita. Dengan menyimpan berdasarkan kategori dan pada tempatnya, kita bisa mengembalikan barang-barang yang sudah kita pakai ke tempatnya semula, sehingga rumah tidak kembali berantakan.

Sebetulnya, maksud inti dari metode ini menurut saya hampir sama dengan yang diajarkan di dalam agama saya, Islam, bahwa kita dilarang melakukan perbuatan mubadzir.

Milikilah barang sesuai fungsi kebutuhannya dan jangan menyimpan barang berlebihan yang tidak dipakai, sebab nanti di akhirat semua itu akan diminta pertanggung jawabannya.

Lewat berbenah, kita akan semakin mengenal diri kita. Saat berbenah, kita akan melihat kembali barang-barang seperti apa yang kita simpan bertahun-tahun. Kita akan menyadari bahwa hal-hal yang kita sukai senantiasa tidak akan berubah seiring berjalannya waktu.

Berbenah juga mengajarkan kita untuk mengikhlaskan dan belajar semakin bersyukur, bahwa selama ini, barang-barang yang kita miliki telah menyempurnakan tugasnya, menemani kebutuhan kita tanpa istirahat. Bahwa Yang Maha Kuasa telah memberikan begitu banyak nikmat berupa barang-barang, yang terkadang kita lupakan dan abaikan, teronggok di sudut ruangan.

Berbenah mengingatkan kita untuk tidak menambah sesuatu yang sebenarnya tidak kita butuhkan dan hanya memiliki apa yang kita butuhkan dan membuat kita bahagia.

Ada banyak keajaiban dan fakta-fakta seputar berbenah yang berhasil dikuak oleh metode KonMari, dan ini sangatlah mencengangkan. Hanya dari kegiatan yang menurut anggapan banyak orang adalah aktivitas biasa-biasa saja, kualitas hidup seseorang bisa berubah secara dramatis menjadi lebih teratur dan membahagiakan.

Siapalah kiranya yang tak ingin memiliki hidup yang lebih bahagia? Tentu tak ada. Kita semua ingin bahagia dan menjalani hari-hari dengan perasaan lapang dan tenang. Melakukan aktivitas harian tanpa kegalauan. Berputar-putar di dalam rumah dengan kaki telanjang dan pikiran plong, tanpa harus khawatir rumah berantakan.

Ah, betapa indahnya jika itu bisa terjadi. Bisa jadi, ya, bisa jadi, metode KonMari ini jodoh Anda dalam berbenah.

“Kita tidak bisa mengubah kebiasaan jika cara pikir kita belum berubah.” (halaman 7)