Hari keempat event #HUT5BBI temanya adalah quote favorit dan peserta diharuskan upload foto quote favorit dari buku yang pernah dibaca. Saya memilih 2 quote ini sebagai favorit karena saya benar-benar menyukainya. Kebetulan keduanya saya ambil dari buku yang bertema tentang buku, yaitu Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken dan Fahrenheit 451.

“Aku berjalan menyusuri rak-rak perpustakaan. Buku-buku tersebut memunggungiku. Tak seperti manusia yang ingin berjarak denganku, buku-buku itu malah menawarkan diri untuk memperkenalkan diri mereka. Bermeter-meter jajaran buku yang tak akan pernah mampu kubaca. Dan aku tahu: apa yang ada di sini adalah kehidupan yang merupakan pelengkap kehidupanku, yang menanti untuk dimanfaatkan. Tetapi hari-hari berlalu, dan kesempatan itu tetap tak tergapai—-terabaikan. Salah satu buku ini mungkin benar-benar bisa mengubah hidupku. Siapakah aku sekarang? Siapakah sebenarnya aku?”

Quote dari buku Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken

Quote dari buku Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken

Quote ini saya ambil dari buku Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken karena kalimatnya sangat indah dan membekas dalam. Jika kita cermati kalimat demi kalimat dari quote yang cukup panjang ini, ia seperti berbicara pada kita, menyampaikan pesan dari ribuan tahun silam, bahwa buku itu ada untuk dibaca. Iya, dibaca, bukan ditimbun 😛 Buku yang dibaca tentu akan lebih bermanfaat dibandingkan buku yang teronggok diam. Ini nasihat hebat buat saya pribadi yang masih lebih banyak buku yang tertimbun dibandingkan yang dibaca.

Buku Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken sendiri berkisah tentang dunia perbukuan dan perpustakaan keren. Dimulai dari kisah dua anak yang saling berkirim buku surat. Unik. Kita akan dibawa ke lorong-lorong perpustakaan bawah tanah, gua, dan misteri yang sangat menarik. Bagi saya, buku ini sangat bagus dan istimewa. Ada rasa yang membuncah di dada ketika saya berhadapan dengan buku-buku yang diceritakan di dalam novel ini. Dan salah satu kutipan yang paling saya suka adalah kutipan di atas.

Foto quote di atas saya ambil dari rak buku saya di rumah. Ceritanya belajar mengambil gambar lewat sudut yang berbeda menggunakan kamera adik saya haha. Foto latarnya ini sudah lama sekali saya ambil. Berhubung saya tidak punya waktu banyak untuk membuat gambar yang lebih keren, saya memutuskan untuk menggunakan foto lama saja yang cocok dengan quote tersebut.

“… Dan aku berpikir tentang buku. Dan untuk pertama kalinya aku menyadari bahwa seseorang berada di belakang masing-masing buku. Orang tersebut harus memikirkan semuanya. Orang itu membutuhkan waktu lama untuk menorehkannya di atas kertas. Dan aku tidak pernah berpikir begitu sebelumnya.

Beberapa orang membutuhkan mungkin seumur-hidupnya untuk menuliskan pemikirannya, mencari ke seluruh dunia dan kehidupan ….” (Fahrenheit 451 Halaman 62)

Quote dari buku Fahrenheit 451

Quote dari buku Fahrenheit 451 Halaman 62

Quote kedua adalah quote yang diambil dari buku Fahrenheit 451. Buku ini menceritakan kisah tentang pembakaran buku-buku di sebuah kota. Manusia tidak boleh berpikir rumit. Manusia hanya perlu bersenang-senang dan bahagia. Buku hanya akan membuat pikiranmu kompleks dan mudah memberontak. Yah, setidaknya inilah tema sentral yang diangkat oleh novel keren ini. Saya suka sekali gaya penulisan Ray Bradbury yang ‘nyastra’ dan indah. Kritik dan sindiran halusnya juga sangat pas dimasukkan di novel ini.

Foto kedua ini diambil baru hari ini dengan bantuan adik saya yang memang terjun di dunia fotografi. Selama ini saya banyak belajar cara mengambil foto dan mengedit foto dari adik saya ini walaupun saya belum pintar juga haha. Dia saat ini menjalani usaha fotografi dengan nama branding Carnival Wedding & Portrait. Foto di atas diambil langsung dari halaman buku Fahrenheit 451 halaman 62 ditemani asesoris bunga-bunga plastik saya. Cuma sayang, kalimat terakhir agak tertutupi bunga 😛

Saya suka quote ini karena mengingatkan saya bahwa buku merupakan tenaga, waktu dan pikiran dari setiap penulisnya, yang tidak bisa secara sederhana begitu saja kita campakkan. Jika ada pepatah mengatakan bahwa harimau mati meninggalkan belang, maka benar adanya bahwa manusia mati meninggalkan nama. Nama muncul dari apa-apa yang ditinggalkannya, entah berupa karya atau amalan, termasuk buku di dalamnya.

Ada benang merah yang tepat untuk menggambarkan dan menghubungkan kedua quote ini, yang menurut saya cukup diwakilkan oleh perkataan Ray Bradbury,

“There are worse crimes than burning books. One of them is not reading them.”

Melihat betapa bermanfaatnya buku dan betapa hebatnya usaha seorang penulis dalam mencurahkan isi hati dan pikiran serta tenaga dan waktunya untuk sebuah buku, maka dengan membacanya, setidaknya kita telah menghindari suatu kejahatan yang lebih buruk daripada membakar buku.

Selamat ultah yang kelima untuk BBI, semoga saya semakin rajin baca buku dan mengulasnya lagi.