Judul: The Great Gilly Hopkins
Penulis: Katherine Paterson
Penerjemah: Sapardi Djoko Damono
Penerbit: PT Elex Media Komputindo
ISBN: 979-20-1769-0
Tebal: 184 hlm
Tahun terbit: 2000
Cetakan: Pertama
Genre: Fiksi Anak, Fiksi Terjemahan
Rating: 3/5
Galadriel Hopkins lebih sering dipanggil Gilly. Di usianya yang kesebelas tahun, Gilly sudah berkali-kali pindah sana-sini dikarenakan tingkahnya yang sangat sulit diatur. Meskipun ia memiliki seorang ibu, Courtney, tapi ibunya tidak tinggal bersama Gilly.
Sejak kecil, Gilly menjadi tanggungjawab Dinas Sosial lewat perantara Nona Ellis. Ia pernah menjadi anak angkat beberapa keluarga, namun Gilly terlalu cerdik dibandingkan anak seusianya.
Hanya satu keinginan terbesar Gilly, yaitu bertemu ibu kandungnya dan tinggal bersamanya. Karena itulah, Gilly sering sekali melakukan hal-hal yang membuat keluarga angkatnya tidak betah sehingga ia bisa keluar dari rumah mereka.
Gilly pindah (lagi) ke rumah bu Trotter, seorang janda berbadan sangat besar dan buta huruf. Trotter memiliki anak asuh yang tinggal bersamanya. Namanya William Ernest (W.E) yang agak abnormal.
Bersama tetangga mereka, pak Randolph, yang memiliki perpustakaan berisi buku yang sangat banyak, keluarga baru ini sering menghabiskan waktu bersama yang sebenarnya tidak terlalu disukai Gilly.
Di sekolah, Gilly mendapat teman baru yang sedikit aneh dan guru yang agak unik bernama bu Harris. Ia juga masuk di kelas yang isinya siswa-siswa unik. Lengkaplah sudah kejengkelan Gilly. Pada dasarnya, ia tidak ingin menjalani kehidupan baru tersebut.
Suatu ketika, seorang wanita tua yang mengaku sebagai neneknya Gilly datang ke rumah bu Trotter dan berniat ingin membawa Gilly pulang ke rumahnya. Bukannya senang, Gilly malah merasa sedih dan ketakutan.
Apa sebenarnya yang akan terjadi pada Gilly? Apakah Gilly akan meninggalkan keluarga baru yang terlanjur disayanginya itu? Ataukah ia akan ikut dengan nenek? Yah, inilah jawaban yang harus pembaca cari dengan membaca novel seru ini.
Karakter Anak yang Aktif
Karakter Gilly di novel ini digambarkan sebagai anak yang cerdas dan pemberani, tetapi sulit diatur. Ia memiliki kemauan keras untuk sesuatu yang benar-benar diinginkannya. Gilly juga sosok yang humoris dan aktif, tetapi ia juga suka mengomel di dalam hatinya jika menemukan hal-hal yang tidak ia sukai.
Jauh di lubuk hatinya, sebenarnya Gilly adalah anak yang baik, hangat, dan penuh kasih sayang. Hanya saja, kesendiriannya dan perasaan ditinggalkan oleh ibunya yang tidak sesuai harapan membuka sisi memberontak dalam dirinya.
Membaca novel ini cukup membangkitkan banyak perasaan dalam diri saya. Kadang-kadang saya tertawa membaca kejahilan yang dilakukan Gilly. Sesekali saya menangis karena fragmen sedih yang dimunculkan tokoh-tokohnya.
Pernah juga saya merasa geregetan karena ulah si Gilly. Saya merasa simpati dan kasihan pada sosok Gilly. Duh! Campur aduk jadi satu deh mengikuti aktivitas-aktivitas seru Gilly.
***
Novel ini diterjemahkan oleh Sapardi Djoko Damono. Hasil terjemahannya cukup enak dibaca meskipun ada beberapa bagian yang agak sedikit kaku, barangkali?
Hanya ada satu poin yang cukup mengganggu bagi saya pribadi, yaitu bertebarannya kata “br*ngsek” yang diucapkan oleh Gilly sebagai wujud kekesalan atau pemberontakannya. Menurut saya kata-kata ini agak sedikit kurang pas jika buku ini diperuntukkan sebagai bacaan anak-anak atau remaja.
Tapi, yah, novel ini benar-benar menampilkan realita kehidupan seorang foster child apa adanya. Oh, iya, di buku ini, nama penulis yang dituliskan di sampulnya adalah Katherina, bukan Katherine. Mungkin sedikit kesalahan penulisan, ya?
The Great Gilly Hopkins pertama kali diterbitkan tahun 1978. Novel ini berhasil menyabet National Book Award Winner tahun 1979 untuk kategori Children’s Literature. Selain itu, buku ini juga mendapat penghargaan dari Christopher Award (1979), Jane Addams Award (1979), dan Newbery Honor (1979).
Katherine Paterson sendiri adalah seorang penulis kelahiran Cina-Amerika dan dikenal luas sebagai penulis novel anak maupun remaja. Dua judul buku lainnya yang juga cukup terkenal di Indonesia adalah “The Master Puppeteer” dan “Bridge to Terabithia“.
Kabarnya, novel The Great Gilly Hopkins akan diangkat juga ke film layar lebar tahun 2016 ini.
baca postingan ini, jadi keinget pe-er pe-er jaman kuliah dulu vy =)) evy dulu kenapa ga masuk sastra aja, pe ernya me review karya sastra seperti ini wkwkwk
itu sebab sekarang, hnim masih malas kali baca novel, poetry dan yang sejenisnya, karena udah terlalu sering dulu pas kuliah tugas baca literary works gini 😀
ntar deh kalau Islamic translated book challenge dah kecapai targetnya, [bisa jadi] mau baca literary works lagi hehe..
dulu malah evy ga suka sastra nim. kalo dulu novel anak memang evy suka, sama novel islami, cuma kalo kayak puisi atau novel2 berat malas evy bacanya.
ini juga review yang kepending. bukunya dah lama selesai dibaca, tapi belum diulas. habis ini mau fokus dulu sama IsTBRC16 hihi … biar kecapai target dulu, baru deh baca yang lain selingan satu dua. doakan ya biar bisa konsisten 😛